Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2012

Aku Masih Sama

Ayah, Ma.. ternyata aku masih anakmu yang dulu Yang manja, yang tidak bisa hidup tanpa kalian Aku masih anakmu yang dulu Yang tidak bisa bertanggung jawab, yang hanya bisa menyusahkan kalian Aku terlalu gampang putus asa Aku terlalu gampang menyerah Bahkan hanya untuk sebuah soal yang dosen berikan padaku Aku terlalu cepat mengeluh tidak bisa mengerjakan Aku terlalu cepat berkata bahwa soal itu telalu sulit Aku kurang berusaha, aku kurang berusaha untuk bisa memecahkan soal itu dengan usahaku sendiri Mungkin benar, saat ini aku hanya menggunakan nolkomasatu persen dari otakku Atau mungkin kurang dari itu? Aku terlalu memanjakan diri Yah, Ma Aku kurang mendorong diri sendiri untuk bisa Sungguh, aku ingin mempersembahkan yang terbaik untuk kalian Yang terbaik yang bisa aku berikan dengan usahaku, dengan kemampuanku, dengan keringat dan kerja kerasku sendiri Aku selalu berkata bahwa aku bisa, aku bisa hidup mandiri, aku bisa mengatur hidupku sendiri Tapi ternyata aku masih belum mampu Ak

More Than Words

Sebenarnya sudah lama aku ingin membahas topik ini. Tapi sayangnya, dulu aku tidak mempunyai blog sehingga aku tidak bisa berbagi pikiranku dengan kalian. Now, I want to write my opinion about the simple thing called “Word”. Saat awal-awal menjadi maba dulu, aku merasa sangat excited. Perasaan seperti, “Wow! Aku berada di Jakarta sekarang! Aku berada di pusat segala kegiatan di Indonesia. Aku akan belajar di salah satu Universitas terbaik di Indonesia!”, membuatku sering menjelajahi UI. Aku ingin tahu, seperti apa sih kampus UI itu? Seperti apa kegiatan para mahasiswa berjaket kuning itu? Apa sih bedanya dengan yang lain? Atau sama aja? Sampai suatu malam saat aku akan pulang ke asrama setelah seharian di kampus, aku melihat beberapa mahasiswa berjaket kuning di stasiun UI yang sedang melakukan orasi. Jumlah mereka tidak terlalu banyak, hanya sekitar 10 orang. Karena penasaran, aku pun mampir sebentar untuk melihat, apa sih yang sedang mereka bicarakan? Ternyata, mereka s

!!!

Just post this pict.. P.S : I'm so ANGRY today!!! YES, I'm Angry!!

" Tentang Kewajiban "

Still., ini masih puisi pas jaman SMA dulu. Hahaha :D. Sekarang aku lagi gak produktif bikin puisi nih. Kangen juga jadinya. Hmm.. puisi ini aku buat waktu aku kelas satu SMA, puisi pertama yang aku buat dengan sungguh-sungguh. Tentu saja masih ala anak SMA (baca : ALAY abis :P) Aku gak tau kenapa aku membuat puisi ini begitu panjang dengan kata-kata yang menurutku sangat dramatis. Apa iya dulu aku sedepresi itu? ckckck, tapi waktu aku baca barusan aku berpikir, jangan-jangan aku punya kemampuan yang bisa melihat masa depan? hahaha :D so, enjoy it guys!! Kulakukan itu.. Dengan kesadaran! Dengan lancarnya aliran darah dalam otak.. Dengan terbuka sempurnanya kelopak mata.. Hidupku sangat penuh warna. Dari hitam putih hatiku dulu. Dari gersangnya duniaku.. Tsunami terjadi dalam dadaku Gemuruh gairah yang menggelegar Menyambar membakar seluruh nadiku.. Dari teraturnya hidupku dulu Dari teroganisirnya duniaku.. Tapi apakah itu baik? Apakah itu suatu pencapaian?

Desperate

aku lagi kesal banget sekarang!! kesal kesal kesal!! rasanya itu pengen teriak!! pengen nendang meja, nendang semuanya!! tapi ntar endingnya pasti nangis.. Tapi kita gak boleh terlalu banyak mengeluh kan. Aku ingat perkataan seorang teman, pecundang selalu mempunyai alasan untuk mengeluh . Dan aku bukan dan gak akan pernah jadi pecundang. So, Wake Up bel!!  Kamu bisa mengatasi ini semua. Jangan pernah takut. Karena kamu pasti bisa. Kita semua pasti bisa.. keep smile :D

Merpati

 Lagi buka buku lama nih.. isinya kumpulan puisi yang aku buat pas jaman-jaman SMA dulu..Hahaha :D eh, tiba-tiba nemu puisi ini nih.. Puisi agak aneh yang aku buat pas kelas 2 SMA. Entah kenapa aku bisa mebuat puisi ini, bener-bener lupa sama kejadian di balik puisi ini, :P . So, karena aku sendiri gak bisa menebak maksud dari puisi ini, aku membebaskan kalian untuk mencari sendiri makna di dalamnya.. huahaha :D                              Tatap mataku mengatakannya                              Desah nafasku menandakannya                              Kelu lidahku merasakannya                              Dingin Tubuhku mengetahuinya                              Ku lihat bulan diantara bintang                              Mengapa sendiri?                              Karang di tengah lautan                              Mengapa berdiri?                              Tubuhku bergetar saat ku tahu                              Akulah merpati betina tanpa sang jantan